Tahukah Kamu Apakah Perbedaan, Pengertian Qada dan Qadar?
Pengertian Qada dan Qadar
Artian dalam bahasa Qada memiki beberapa arti seperti hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan dan penciptaan.Menurut istilah, qada adalah ketentuan dan ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali atas segala sesuatu yang berkaitan dengan iradah atau kehendak-Nya, baik itu kebaikan dan keburukan, hidup dan mati, dan lain sebagainya.
Artian dalam bahasa Qadar adalah kepastian, peraturan dan ukuran. Menurut istilah qadar adalah suatu perwujudan ketetapan (qada) terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman Azali dan pastinya sesuai dengan iradah-Nya. Disebut juga qadar adalah takdir Allah SWT yang berlaku bag semua makhluk hidu, baik yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi.
Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada Qada dan Qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati bahwa adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Segala sesuatu yang ada terjadi di dunia ini telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita sebagai makhluk nya harus menyakini dengan sepenuh hati bahwa semua ini adalah bukti tanda kebesaran Allah SWT.Ayat Tentang Beriman Kepada Qada dan Qadar
Qur’an Surah Ar-rad Ayat 11
لَهُۥمُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ لَايُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًافَلَا مَرَدَّ لَهُۥ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Perbedaan Antara Qada dan Qadar
Banyak para ulama’ berbeda pandangan tentang perbedaan antara kedua istilah tersebut. Ada yang megatakan bahwa Qadar adalah ketentuan Allah sejak zaman Azali (zaman yang tidak ada awalnya), sedankan Qada adalah ketetapan Allah terhadap sesuatu pada waktu terjadi.Maka pada saat Allah telah menetapkan sesuatu akan terjadi pada waktunya, ketentuan inilah disebut Qadar. Kemudian ketika telah tiba yang telah ditetapkan pada sesuatu, ketentuan tersebut inilah disebut Qada”.
Maka Qadar adalah suatu ketentuan Allah terhadap segala sesuatu sejak zama azali, sedangkan Qada’ ialah pelaksanaan qadar ketika terjadi. Sebagian ulama’ mengatakan bahwa kedua istilah tersebut memiliki satu makna.
Pendapat yang dianggap rajih (unggul/kuat) adalah kedua istilah tersebut bia dikumpulkan (Qadar-Qada), maka akan memiliki makna yang berbeda, namun bila dipisahkan antara satu dengan yang lain maka akan mempunyai makna yang sama.
Takdir
Takdir adalah suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua aspek kejadian baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan begitu segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia. Termasuk ketika saya menulis artikel ini, ini adalah takdir yang harus saya tunaikan. Hehe.Umat Islam sendiri memahami takdir adalah sebagai bagian dari kekuasaan Allah yang harus dimana sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Allah, yaitu informasi Allah melalui Al-Quran dan Al Hadist. Secara keilmuan umat islan dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai sesuatu yang sudah terjadi.
Takdir terbagi menjadi 2 yaitu:
Takdir Mua’llaq
Takdir mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Sebagai contoh ada seorang siswa yang bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi seorang insyinyur pertanian.Takdir Mubram
Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diushakan atau tidak dapat di tawar-tawar oleh manusia. Contohnya ada manusia yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan lainnya.Ikhtiar
Ikhtiar adalah suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga harus dilakukan dengan kesungguhan, sepenuh hati dan semaksimal mungkin agar sesuai dengan kemampuan dan keterampilnnya. Namun, usaha kita gagal, hendaknya tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan keras dan tidak berputus asa.Kegagalan dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang bersabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah dalam hidupnya. Agar ikhtiar atau usaha yang kita lakukan berhasil dan sukses, hendaknya melandasi dengan niat yang ikhlas untuk mendapat ridha Allah semata, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik.
Tawakal
Tawakal adalah mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepala Allah dalam menunggu hasil dari suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.Imam Al-Ghazali menuturkan defenisi tawakkal sebagai berikut, “Tawakal adalah menyadarkan kepada Allah SWT tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Berdasarkam Al-Qur’an Surah at-Talaq ayat 3, Allah SWT akan mencukupkan segala keperluan orang-orang yang bertawakal. Penjabaran orang yang bertawakal sebagai berikut:
- Mendapatkan limpahan sifat ‘aziz atau kemulian.
- Memiliki keberanian dalam menghadapi musibah atau maut.
- Menghilangkan keluh kesah dan gelisah, serta mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kegembiraan.
- Mensyukuri karunia Allah SWT, serta memiliki kesabaran apabila belum memperolehnya.
- Memiliki kepercayaan diri dan keberanian dalam menghadapi setiap persoalan..
- Mendapatkan pertolongan, perlindungan, serta rezeki yang cukup dari Allah swt.
- Mendapatkan kepercayaan dari orang banyak karena budi pekertinya yang terpuji dan hidupnya yang bermanfaat bagi orang lain.
Hikmah Beriman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada Qada dan Qadar akan banyak hikmah yang berharga bagi kita untuk menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.Melatih Diri Agar Lebih Banyak Bersyukur dan Bersabar
Seorang yang beriman kepada qada dan qadar, apabila ia mendapat keberuntungan maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakat nikmat Allah yang patut disyukuri. Sebaliknya apabila seseorang terkena musibah maka ia akan bersabar, karena semua itu merupakan sebuah ujian.Firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 53 artinya: “dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah (datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan.”
Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang tidak beriman kepada qada dan qadar, apabila ia memperoleh keberhasilan, ia akan menganggap kerberhasilan itu berdasarkan dari usahanya sendiri. Dan ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.Firman Allah SWT dalam Q.S Yusuf ayat 87 artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
Selalu Berfikir Optimis dan Giat Bekerja
Manusia sebenarnya tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak serta merta datang begitu saja, namun harus diusahakan. Oleh karena itu, orang yang beriman kepada qada dan qadar senantiasa optimis dan giat berkerja untuk meraih sebuah kebahagian dan keberhasilan.Firman Allah dalam Q.S Al-Qashas Ayat 77 artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan)
Menenangkan Jiwa
Orang yang beriman kepada Qada dan Qadar senantiasa memiliki ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang telah ditentukan Allah kepadanya. Jika ia beruntung atau berhasil, ia akan bersyukur kepada Allah. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.Firman Allah dalam Q.S Al-Fajr ayat 27-30 artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku.
sumber: http://biftah.com/tahukah-kamu-apakah-perbedaan-pengertian-qada-dan-qadar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar